BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tabel Komposisi
Pangan Indonesia ini memuat kadar gizi berbagai pangan yang diguanakan di
Indonesia. Ilmu gizi telah menentukan angka kecukupan gizi bagi manusia guna
mempertahankan tingkat kesehatan yang baik. TKPI berguna untuk merencanakan
hidangan makanan yang baik dan memenuhi kecukupan zat gizi. Juga dapat
digunakan untuk menilai apakah konsumsi makanan sehari-hari telah memenuhi
kecukipan zat gizi.
Kadar
gizi suatu bahan makanan tergantung pada jenis derajat kematangan, iklim,
keadaan tanah dan sebagainya. Angka yang terdapat dalam TKPI mempunyai nilai
besar dan praktis sebab merupakan pedoman untuk mengetahui tinggi rendahnya
kadar gizi suatu bahan makanan.
Dalam
TKPI bahan makanan dikelompokkan. Pengelompokkan makanan tersebut dimaksudkan
untuk keselarasan penyajian data komposisi zat gizi makanan. Prinsip
pengelompokkan makanan tersebut ialah menempatkan suatu makanan menurut
penggunaannya. TKPI memuat makanan mentah, makanan terolah/setengah jadi, dan
masakan.
Sebagai
ahli gizi, kita harus memahami TKPI, baik cara membacanya, penggunaannya,
penyusunannya, sejarahnya, serta manfaatnya. Karena TKPI berfungsi sebagai
pedoman untuk menghitung berapa zat gizi yang dibutuhkan seseorang.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan
masalah pada makalah ini adalah :
1. Cara
Penyusunan TKPI
2. Cara
Penggunaan TKPI
3. Cara
Pembacaan TKPI
4. Manfaat
TKPI
5. Fungsi
TKPI
6. Hubungan
TKPI dengan Mata Kuliah Kimia Pangan
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui
dan memahami cara penyusunan TKPI
2. Mengetahui
dan memahami cara penggunaan TKPI
3. Mengetahui
dan memahami cara pembacaan TKPI
4. Mengetahui
dan memahami manfaat TKPI
5. Mengetahui
dan memahami fungsi TKPI
6. Mengetahui
dan memahami hubungan TKPI dengan mata kuliah kimia pangan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Cara Penyusunan TKPI
Data komposisi zat gizi
makanan yang disajikan di dalam buku ini berasal dari tabel komposisi makanan
indonesia yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan sejak tahun 1964, dan
laporan / makalah hasil penelitian mengenai komposisi zat gizi makanan yang
dilakukan di pusat penelitian dan pengembangan gizi dan makanan departemen
kesehatan RI.
Pengelompokan makanan
disesuaikan dengan pengelompokan yang digunakan dalam ASEAN FOOD COMPOSITION TABLES. Penggunaan penggelompokan makanan
tersebut dimaksudkan untuk keharmonisan, (keselarasan) penyajian data komposisi
zat gizi makanan dikawasan Asia Tenggara.
Prinsip pengelompokan
makanan tersebut ialah menempatkan suatu makanan menurut penggunaanya, jika
makanan itu merupakan bahan tunggal (contoh: buah kelor termasuk sayuran, bukan
buah-buahan) atau menurut kelompok besar nya. Jika makanan itu terdiri dari
beberapa bahan, ( contoh: gulai ikan termasuk kelompok ikan).
Berikut
susunan bahan makanan didalam tabel komposisi pangan indonesia :
1.
Serealia dan hasil olahannya
2.
Umbi berpati dan hasil olahannya
3.
Kacang-kacangan dan hasil olahannya
4.
Sayur-sayuran dan hasil olahannya
5.
Buah-buahan dan hasil olahannya
6.
Daging,unggas dan hasil olahannya
7.
Ikan,kerang,udang dan hasil olahannya
8.
Telur dan hasil olahannya
9.
Susu dan hasil olahannya
10.
Lemak dan hasil olahannya
11.
Gula, sirup dan konfeksioneri
12.
Bumbu-bumbu
Cara penyusunan tabel komposisi pangan
indonesia (TKPI) :
1.
Bahan makanan mentah dan hasil olahan di
susun berdasarkan abjad
2.
Urutan Makanan hasil olahan diletakkan
setelah bahan makanan mentah
B.
Cara Penggunaan TKPI
Cara menghitung
kandungan zat gizi suatu makanan, misalnya: nasi campur tuna.
Bahan-bahan yang
digunakan yaitu:
1. 20
gr minyak kelapa sawit
2. 3
butir bawang merah
3. 1
siung bawang putih
4. 25
gr bawang Bombay
5. 50
gr wortel
6. 100
gr nasi
7. 6
gr terigu
8. 50
gr daging ikan tuna
9. 30
gr susu cair
10. 2
butir telur (120 gr)
Setelah didapatkan
jenis bahan makanan yang digunakan dalam pembuatan nasi campur tuna,
selanjutnya tentukan variable-variabel gizi yang akan dihitung. Mulai dari
energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Data ini bisa dilihat di TKPI.
Untuk bumbu-bumbu yang
jumlahnya sedikit, dapat diabaikan karena diasumsikan bumbu hanya mempengaruhi cita
rasa masakan, tidak mempengaruhi nilai gizi.
Berikut analisa zat
gizi dari bahan makanan diatas dalam 100 gr bahan.
No.
|
BM
|
Energi(Kkal)
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
Karbohidrat (g)
|
1.
|
Minyak Kelapa Sawit
|
884
|
0
|
100
|
0
|
2.
|
Wortel
|
36
|
1
|
0,6
|
7,9
|
3.
|
Beras giling
|
357
|
8,4
|
1,7
|
77,1
|
4.
|
Tepung terigu
|
333
|
9,0
|
1,0
|
77,2
|
5.
|
Ikan segar
|
113
|
17
|
4,5
|
0
|
6.
|
Susu sapi
|
61
|
3,2
|
3,5
|
4,3
|
7.
|
Telur ayam ras
|
154
|
12,4
|
10,8
|
0,7
|
Dengan data ini bisa dihitung kandungan zat gizi dalam bahan makanan
yang digunakan dalam membuat nasi campur tuna.
No.
|
BahanMakanan
|
Energi (Kkal)
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
Karbohidrat (g)
|
1.
|
MinyakKelapaSawit (20 gr)
|
176,8
|
0
|
20
|
0
|
2.
|
Wortel(50 gr)
|
18
|
0,5
|
0,3
|
3,95
|
3.
|
Berasgiling (100)
|
357
|
8,4
|
1,7
|
77,1
|
4.
|
Tepungterigu (6 gr)
|
19,98
|
0,54
|
0,06
|
4,632
|
5.
|
Ikansegar (50 gr)
|
56,5
|
8,5
|
2,25
|
0
|
6.
|
Sususapi (30 gr)
|
18,3
|
0,96
|
1,05
|
1,29
|
7.
|
Telurayamras (120 gr)
|
184,8
|
14,88
|
12,96
|
0,84
|
Jumlah
|
831,38
|
33,78
|
38,32
|
87,812
|
Jadi, nasi campur tuna mempunyai nilai
gizi sebagai berikut:
Energi :
831,38
Protein :
33,78
Lemak :
38,32
Karbohidrat : 87,812
C.
Cara Pembacaan TKPI
Pembacaan dari TKPI
yang perlu kita perhatikan adalah bahan makanan yang akan di analisis. Misalnya
pada menganalisa kadar protein daging sapi.
Yang pertama yang harus
kita lakukan adalah mencari didalam TKPI dimana daging sapi tersebut
ditempatkan, dan tentunya daging sapi ditempatkan di kelompok daging, unggas
dan hasil olahnya. Setelah itu carilah daging sapi, daging sapi berawalan huruf
“D” berarti kita cari pada bagian abjad D. Dan setelah kita menemukannya,
perhatikan tabel bagian proteinnya. Dan disana pasti tertulis kandungan protein
100 gr daging sapi. Begitu juga hal yang dilakukan pada saat penganalisaan bahan makanan yang
lainnya.
D.
Manfaat TKPI
1. Mengelompokkan
makanan dari serelia sampai bumbu-bumbu,
yang terdiri dari kelompok makanan antara lain:
a. Serelia
dan hasil olahanya
b. Umbi
berpati dan hasil olahnya
c. Kacang-kacangan
dan hasil olahnya
d. Sayuran
dan hasil olahnya
e. Buah
dan hasil olahnya
f. Daging,
unggas, dan hasil olahnya
g. Ikan,
kerang, udang, dan hasil olahnya
h. Telur
dan hasil olahnya
i.
Susu dan olahnya
j.
Lemak dan minyak
k. Gula,
sirup, dan konfeksioneri
l.
Bumbu-bumbu
2. Mengelompokkan
dan menjelaskan zat gizi, satuan dan angka decimal secara lengkap.
Zat gizi yang terdapat dalam kelompok makanan adalah
Air, Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat Makanan, Abu, Kalsium, Fosfor,
Besi, Natrium, Kalium, Tembaga, Seng , Retinol( Vitamin A), β-Karoten, Tiamin (
Vitamin B1), Riboflavin ( Vitamin B2 ), Niasin , Vitamin C.
3. Menjelaskan
metode analisis apa yang cocok di gunakan pada penentuan zat gizi.
Air
|
Pengeringan dalam oven dan gravimetri
|
Protein
|
Kjeldahl
|
Lemak
|
Soxhlet
|
Karbohidrat
|
Perhitungan
|
Serat Makanan
|
Enzimatik dan gravimetric
|
Abu
|
Pemijaran
|
Kalsium
|
AAS
|
Fosfor
|
AAS
|
Besi
|
AAS
|
Natrium
|
AAS
|
Kalium
|
AAS
|
Tembaga
|
AAS
|
Seng
|
AAS
|
Retinol
|
HPLC
|
β-karoten
|
HPLC
|
Tiamin
|
Spektrofotometri
|
Riboflavin
|
Mikrobiologi
|
Niasin
|
Spektrofotometri
|
Vitamin C
|
Titrasi
|
4. Menerangkan
angka dan tanda pada daftar zat gizi.
Tanda =/- berarti kadar kurang dari ketentuan angka
decimal
Tanda
0 berarti makanan tidak mengandung zat gizi.
5.
Menjelaskan data komposisi zat gizi pada
setiap kelompok makanan tentang makanan mentah dan masak, makanan terolah, dan
makanan yang telah di masak ( masakan )
·
Makanan mentah dan masak . makanan
mentah adalah makanan dalam keadaan alami yang memerlukan pengolahan dan atau
pemasakan sebelum di konsumsi. Makanan masak ialah makanan yang dikukus,
direbus, dibakar, digoreng, dipanggang dengan atau tanpa penambahan bumbu
seperti garam dan rempah (lada, merica)
·
Makanan terolah ialah makanan yang telah
mengalami pengolahan sehingga dapat langsung dimakan atau masih memerlukan
pemasakan. Contoh makanan terolah ialah tepung tapioka (pati singkong )yang
dapat diolah lebih lanjut menjadi kerupuk yang harus digoreng sebelum dimakan.
·
Masakan ialah makanan yang langsung
dapat dimakan dan terdiri atas beberapa bahan. Contoh masakan ialah gulai ikan
yang terdiri atas ikan, santan, cabai, bumbu, dan rempah.
6. Pembaca
mudah memahami dan mengerti pengelompokkan zat gizi dalam index nama bahan di
jelaskan dalam berbagai bahasa seperti bahasa Indonesia, Ilmiah, Latin dan
Inggris se kawasan Asia Tenggara.
E.
Fungsi TKPI
Adapun beberapa
fungsi TKPI adalah :
1. Mempermudah dalam perencanaan menu
yang baik
Dengan menggunakan TKPI kita dapat
menghitung kandungan zat gizi dalam suatu masakan, dengan begitu kita dapat
memberikan menu yang tepat kepada seseorang.
2.
Dapat
menilai konsumsi makanan sehari-hari, baik untuk perorangan, keluarga, maupun
kelompok.
Dengan menggunakan TKPI kita dapat
menghitung kandungan zat gizi makanan yang dimakan
seseorang/keluarga/kelompok.
3. Mempermudah
dalam proses pendidikan gizi
Dengan
menggunkan TKPI seseorang akan lebih mudah menghitung berapa kandungan zat gizi
dalam makanan.
4. Dapat
lebih banyak mengenal bahan pangan lainnya
Didalam
TKPI semua pangan yang biasa digunakan di Indonesia sudah tercantum. Jadi seseorang
biaslebih banyak mengenal pangan yang ada di Indonesia.
5. Dapat
menganalisis zat gizi pada bahan pangan
TKPI
dapat membantu menganalisis zat gizi dalam bahan pangan.
6. Mempermudah
perencanaan pangan yang baik untuk lembaga, daerah, provinsi, dan Negara.
F.
Hubungan TKPI dengan Mata Kuliah Kimia Pangan
TKPI
atau yang sering disebut dengan Tabel komposisi Pangan Indonesia adalah
pengelompokan mngenai komposisi zat gizi makanan. Pengelompokan makanan
disesuaikan dengan pengelompokan yang yang digunakan dalam ASEAN Food
Composition Tables. Pengelompokan tersebut dimaksud untuk keharmonisan
penyajian data komposisi zat gizi makanan.
Zat-zat
gizi yang dicantumkan berupa nilai zat gizi dalam satuan dan jumlah. Zat-zat
gizi tersebut terdiri atas komponen-komponen bahan kimia berupa air, energi,
protein, lemak, karbohidrat, serat makanan, abu, kalsium, fosfor, besi,
natrium, kalium, tembaga, seng, retinol (vitamin A), β-karoten, tiamin (vitamin
B1), riboflavin (Vitamin B2), niasin dan vitamin C.
Metode
analisis yang dilakukan menggunakan metode analisis dalam perhitungan bahan
kimia pada pangan seperti metode analisis pengeringan dalam oven, dan
gravimetri, kjeldhal, soxhlet, pemijaran, titrasi spektrofotometri dan lain
sebagainya.
Pangan terdiri dari atas
unsur-unsur kimiawi yang sangat spesifik bagi
setiap jenis pangan yang disebut zat gizi.
Ada 6 zat gizi utama yang diperlukan tubuh,
yaitu : Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan Air. Pada setiap
bahan makanan yang terdapat pada tabel komposis pangan, mengandung berbagai
zat-zat gizi yang juga temasuk unsur-unsur kimiawi didalamnya. Disetiap
pengelompokan bahan pangan mengandung beraneka jenis kandungan zat gizi di
dalamnya, dalam hal ini TKPI berfungsi untuk mengelompokkan kandungan gizi yang
terdapat dalam bahan pangan tersebut, sehingga dapat mempermudah cara
penggunaan, disaat menghitung kebutuhan dan kandungan zat-zat gizi dalam suatu
bahan pangan, agar jumlah konsumsi zat-zat gizi pada pangan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Kandungan gizi yang terdapat
dalam setiap bahan pangan beraneka
ragam, mulai dari karbohidrat sampai kepada kandungan vitamin. Seperti yang
terdapat pada jenis bahan makanan berikut :
1. Beras.
Komponen utama beras adalah karbohidrat (77,6 – 78,9%)
khususnya dalam bentuk pati. Berdasarkan warnanya di samping beras putih
terdapat beras merah, dan untuk beras ketan terdapat jenis ketan putih
dan ketan hitam.
2. Jagung.
Jagung menempati
urutan kedua setelah beras dalam menghasilkan kalori dan protein
yang dikonsumsi rakyat banyak. Sebagai sumber zat gizi,
jagung mempunyai nilai gizi yang berarti khususnya kandungan protein dan
lemaknya.
3. Umbi-umbian.
Yang termasuk ke dalam kelompok
umbi-umbian antara lain adalah ubi kayu,
ubi jalar, talas, kentang dan ganyong.
Ubi kayu (Manihot
esculanta Pohl)
merupakan sumber karbohidrat
yang murah, kaya akan mineral Ca dan
P. Khusus pada ubi kayu kuning kaya akan Vitamin A yaitu 385 SI
per 100 g bahan. Ubi kayu mengandung
racun asam sianida (HCN) atau sianogenik
glikosida. Berdasarkan kadar HCN-nya ubi
kayu terbagi atas dua jenis yaitu ubi kayu
manis dan tidak beracun dengan kadar HCN
kurang dari 50 mg per kg ubi kayu segar. Kedua,
jenis ubi kayu pahit, beracun dan kandungan HCN-nya lebih besar dari 50
mg per kg ubi kayu segar.
4. Kedelai
Kedelai (glycine max
(L) Merill) termasuk ordo Polypetales,
famili Leguminose dan sub famili Papilionedea.
Dilihat dari segi pangan dan gizi, kedelai
merupakan sumber protein yang paling murah
di dunia, di samping menghasilkan
minyak dengan mutu yang
baik. Berbagai varietas kedelai
yang ada di Indonesia mempunyai kadar protein 30,5 sampa 44%
sedangkan kadar lemaknya 7,5 sampai 20,9%.
Protein kedelai bermutu lebih baik
dibandingkan kacang-kacangan yang lain karena
susunan asam amino pada kedelai
lebih lengkap dan seimbang. Komposisi asam
amino essensial pada kedelai dapat dilihat
di “Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia” Edisi 1990.
Di samping mengandung zat gizi
yang berguna, pada kedelai juga terdapat
senyawa anti gizi, yaitu antitripsin, hemaglutinin, asam fitat, dan
oligosakarida penyebab timbulnya flatulensi.
Dalam pengolahan zat-zat anti gizi tersebut harus
dihilangkan atau diinaktifkan.
5.
Kacang Hijau.
Seperti halnya kacang-kacangan
yang lain, kacang hijau dikenal
sebagai sumber protein nabati karena
kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu sekitar
19,04 – 25,37%. Tetapi selain itu
kandungan karbohidrat yang tinggi di dalam
kac ang hijau memungkinkan pula kacang
hijau disebut sebagai sumber karbohidrat.
6. Kacang Merah.
Kacang merah dikenal pula
dengan nama kacang jogo, termasuk
famili Leguminosa, sub famili
Papilionadeae, genus Phaseolus, dan species
vulgaris. Kandungan proteinnya cukup tinggi yaitu 23,1%.
7. Daging
Daging merupakan salah satu
bahan pangan yang penting dalam rangka
pemenuhan gizi khususnya pemenuhan
protein hewani. Walaupun banyak bahan
nabati yang tinggi kandungan
proteinnya, namun tidak ada bahan
pangan nabati yang mempunyai kandungan protein
sebaik protein daging. Di samping itu daging merupakan sumber
zat besi (Fe) dan vitamin B- kompleks, terutama vitamin
B12 yang umumnya jarang terdapat pada
bahan pangan nabati.
Pada dasarnya
komponen-komponen yang menyusun
jaringan otot terdiri atas air,
protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin,
enzim dan hormon. Komposisi ini berbeda
sesuai dengan jenis hewan, ras, umur,
jenis kelamin, bagian potongan daging dan
ransum makanan. Komposisi rata-rata zat
gizi daging dari berbagai jenis hewan dan olahannya dapat dilihat pada
TKPI.
8.
Telur
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling
bergizi dan sempurna, karena mengandung
zat-zat gizi yang
dibutuhkan oleh suatu makhluk
hidup dalam jumlah yang
cukup. Di samping itu protein
telur merupakan protein yang
bermutu tinggi karena memiliki
susunan asam amino yang lengkap
sehingga sering dijadikan patokan dalam
menentukan mutu protein dari berbagai bahan
pangan lainnya. Skor asam amino protein
telur adalah 100 dan daya cerna 100.
Lemak terutama terdapat pada kuning
telur (31,8-35,5%). Pada bagian putih telur kadar
lemaknya sangat rendah (+0,03%) sehingga dapat
diabaikan. Lemak telur tersusun oleh
65,5% trigliserida, 28,3% fosfolipid dan 5,2% kolesterol.
Karbohidrat terdapat dalam keadaan
bebas atau berikatan pada putih, 98%
dari karbohidrat yang bebas
adalah glukosa. Pada kuning
telur terdapat karbohidrat sebanyak 1,0%
yang terdiri dari glukosa, dan sisanya
berikatan sebagai manosa-glukosamin.
9. Ikan
Ikan mempunyai kandungan protein sekitar
15-24 % tergantung jenis ikan dan mempunyai daya
cerna yang relatif tinggi yaitu sekitar 95%
Kandungan gizi penting lainnya
pada ikan yang sangat berperanan
dalam
menjaga kesehatan tubuh adalah “asam lemak omega 3”.
Asam lemak omega 3 ini khususnya
banyak terdapat pada ikan laut, misalnya
lemuru. Di samping itu ikan
juga merupakan sumber zat
gizi mineral yang sangat penting,
yaitu Ca, P dan Fe.
10. Sayuran dan Buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan merupakan
sumber vitamin dan mineral. Kedua zat
gizi tersebut mempunyai fungsi penting
sebagai pengatur metabolisme tubuh. Selain itu penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
Di samping menyediakan vitamin dan
mineral berbagai jenis sayuran dan buah-buahan
juga mengandung serat makanan dalam jumlah
yang relatif tinggi (1-6%). Serat makanan berguna
untuk membantu perncernaan dan
memperlancar ekskresi, mencega penyakit kanker kolon, dan atherosklerosis.
Konsumsi sayuran berwarna hijau dan kuning jingga dapat membantu memenuhi
kebutuhan tubuh akan vitamin, khususnya
vitamin A dan C serta mineral. Pada
umumnya makin tua warna sayuran makin
tinggi kandungan vitamin A dan mineral Fe.
Kadar air sayuran dan buah-buahan umumnya
lebih tinggi dari 70% dan ada juga yang
lebih tinggi dari 85%. Sedangkan kandungan
proteinnya tidak lebih dari 3,5% dan lemaknya kurang dari 0,5%.
Karbohidrat dalam sayuran dan
buah-buahan dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu yang dapat dicerna
(gula dan pati) dan
tidak dapat dicerna (selulosa).
11.
Susu dan hasil olahannya
Susu adalah produk berupa cairan
putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan
diperoleh dengan cara pemerahan. Hewan perah yang umumnya dimaksud
adalah sapi, namun hewan lain sebagai
sumber susu yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah kerbau,
kambing dan domba.
Komposisi susu sapi : air 87%, protein 3,5%, lemak
3,7%, karbohidrat 4,9%, dan kadar abu
0,07%. Kandungan lemak dan
protein sangat bervariasi. Protein susu
berupa asam-asam amino essensial yang
lengkap yang kaya akan lisin dan metionin
yang kurang terdapat pada bahan pangan
serealia. Nilai daya cerna susu sebesar 97%.
Lemak susu adalah asam lemak
rantai pendek dan jenuh seperti
asam lemak butirat dan kaproat. Karbohidrat pada
susu adalah laktosa atau gula susu
yang merupakan disakarida. Abu pada susu
sebagian terdapat pada larutan dan sebagian pada
lemak. Yang terdiri dari Ca, K, Mg,
Na, F, Cl, S, Fe, Cu, Zn, Al, Mn, I, dll.
Jadi hubungan antara TKPI dan kimia
pangan adalah :
Kimia
pangan mempelajari dan menghitung zat-zat gizi yang ada dalam bahan makanan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Untuk menyusun TKPI yang memuat kadar zat gizi dalam bahan makanan diperlukan
ilmu kimia pangan. Karena dengan ilmu kimia pangan tersebut kita bisa
menghitung kadar zat gizi dalam bahan makanan.
BAB
III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
TKPI adalah
sebuah buku yang memuat kadar zat gizi dalam pangan. Ada 12 pengelompokkan
pangan dalam TKPI. TKPI dapat digunakan untuk pedoman menyusun kadar zat gizi
suatu makanan. Untuk
menyusun TKPI yang memuat kadar zat gizi dalam bahan makanan diperlukan ilmu
kimia pangan. Karena dengan ilmu kimia pangan tersebut kita bisa menghitung
kadar zat gizi dalam bahan makanan.
B. SARAN
Semoga
makalah ini dapat diterima dan dapat memberikan informasi untuk para
pembacanya. Dengan penuh harapan dari penulis bahwa makalah ini masih begitu
jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritikan dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
K.Mahmud,Mien,dkk.2008.Tabel Komposis Pangan Indonesia.Jakarta:
PT Elex
Media
Komputindo
Bagus, memberi wawasan tentang pentingnya nutrisi
BalasHapusGan kalo mau mengecek informasi nilai Gizi dimana ya
BalasHapussemoga ilmu gizi berkembang terus tq
BalasHapusNice
BalasHapus